Kamis, 18 Februari 2010

Persemaian Wadai Batatak

Kemudahan dalam berusahatani merupakan suatu hal yang disukai oleh petani. Sudah sejak dulu petani mencoba hal-hal baru untuk mendapatkan suatu metode yang mudah dan efisien dalam bercocok tanam. Contohnya dalam pengolahan lahan. Dahulu petani mengolah lahan dengan menggunakan cangkul. Sejak diperkenalkannya mesin pertanian berupa traktor, beberapa petani beralih mengunakan alat tersebut untuk mengolah lahannya. Penggunaan alat tersebut dinilai lebih efisien karena lebih cepat dalam pengolahan lahan.

Begitu juga dalam persemaian terutama untuk tanaman hortikultura semusim seperti tomat dan lombok. Teknik persemaian yang banyak digunakan saat ini kurang efisien baik dari segi waktu maupun biaya. Contohnya untuk membuat persemaian dengan menggunakan kantong plastik kecil untuk 8000 bibit, membutuhkan waktu sekitar 8 hari dengan tenaga 3 orang mulai dari melubangi plastik, mengisi plastik sampai menanam benih. Sedangkan dengan persemaian menggunakan daun (daun digulung kemudian ditusuk mengguakan lidi) juga membutuhkan waktu sekitar 8 hari dengan tenaga 3 orang mulai menggulung daun, mengisi tanah, dan menanam benih.

Teknik “Wadai Batatak”
Keadaan diatas tentunya cukup merugikan dari segi waktu dan biaya. Oleh karena itu, diperlukan suatu terobosan teknologi yang lebih efisien dalam persemaian tanaman hortikultura semusim seperti tomat dan lombok.

Adalah pak Bustami, petani dari Desa Telaga Langsat, Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan yang menggunakan teknik “Wadai Batatak” (bahasa banjar  bahasa indonesia: kue yang dipotong-potong) untuk persemaian hortikulturanya. Menurut pengakuannya, teknik ini sangat efisien karena tidak membutuhkan banyak waktu, tenaga dan biaya. Menurut dia, dengan teknik ini, dengan dua orang tenaga kerja dapat membuat persemaian sebanyak 8000 bibit dalam waktu 2-3 hari. Karena kemudahan tersebut, teknik ini sudah dipakai di desanya dan desa-desa sekitarnya.

Membuat persemaian

Bagaimana membuat persemaian dengan teknik ini? Membuat persemaian dengan teknik ini sangat mudah. Pertama-tama siapkan tempat membuat persemaian berupa tanah yang datar. Kemudian diatas tanah tersebut dihamparkan plastik. Diatas plastik tersebut diletakkan bingkai dari kayu dengan ukuran 1x1 m dengan tinggi 6 cm.
Selanjutnya menyiapkan media persemaian yaitu berupa tanah dan bokashi dengan perbandingan 1:1. Tanah dan bokashi dicampur sampai rata, kemudian dicampur air sampai menyerupai adukan semen. Selanjutnya, adonan tersebut diratakan sengan menggunakan cetok seperti orang meratakan adukan semen dengan tebal sekitar 5 cm. Setelah itu, cetakan dibiarkan mengering sekitar 1 malam.


Gambar 1. Persemaian “wadai batatak”
Hari berikutnya, cetakan sudah dapat dipotong-potong. Ukuran potongan adalah 4x4 cm sehingga dalam 1 m persegi akan didapatkan 625 potongan. Dengan bantuan penggaris, cetakan dipotong-potong dengan menggunakan pisau (jika ada menggunakan pisau stainles steel karena lebih rapi). Selanjutnya tiap potongan dilubagi dengan menggunakan kayu dan lubang tersebut diisi dengan biji. Setelah semua terisi, diatas persemaian ditutup dengan lapisan tipis bokashi. Jangan lupa untuk membuat naungan di atas persemaian.

Setelah bibit cukup umur (kurang lebih 20 sampai 30 hari) dan siap pindah, cara mengambil tiap-tiap persemaian cukup mudah. Kita dapat mencongkel menggunakan parang. Tiap-tiap potongan akan terlepas dengan mudah. Kemudian kita dapat memindahkan bibit ke lapangan dengan menggunakan wadah.

Kelemahan
Meskipun teknik ini mempunyai banyak keuntungan, tetapi ada satu kelemahan menggunakan teknik ini. Apabila menggunakan teknik ini, pemindahan ke lapangan tidak boleh tertunda. Apabila terlambat memindah bibit, tanaman akan semakin besar dan akar akan saling terkait. Akibatnya persemaian sulit dibongkar sehingga potongan-potongan media akan pecah.

Lebih efisien
Meskipun terdapat kelemahan, hal tersebut dapat dihilangkan dengan manajemen yang baik. Dengan menepati jadwal pananaman, kita dapat menghilangkan kelemahan tersebut. Jadi dengan persemaian “wadai batatak” lebih efisien dibandingkan teknik persemaian yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar